Mas Bro dan Mbak Sist, Para Agan dan Aganwati,
Alhamdulillah, ketika menulis blog ini saya dalam keadaan sehat wal’afiat. Jika Agan dan Aganwati baru menemui tulisan ini, sebaiknya Agan dan Aganwati membaca runtutan cerita sebelumnya supaya tidak salah paham, bisa dicek di MARI.
Agan, ketika ane kembali dari Makassar karena berobat, ane masih dalam keadaan suka lemas dan berkeringat, mudah sekali capek. Ane masih belum menyimpulkan apakah ini adalah efek dari penyakit GERD. Bahkan mengangkat barang ringan saja sudah ngos-ngosan. Ini Gan yang ane rasakan ketika mengalami penyakit ini (ini tidak terjadi sepanjang waktu Gan, tapi di waktu-waktu tertentu):
- Denyut di dada ane kadang berhenti sejenak Gan, setelah itu kembali sesuai ritmenya, beberapa kali terserang heart burn, seperti terbakar pada dada hingga menusuk ke belakang (punggung).
- Di awal kejadian, suara parau, nafas berbunyi, tenggorokan berat dan serak, kerongkongan iritasi.
- Setelah beberapa kali minum obat kimia, bagian tengah pinggang terasa sakit, sampai-sampai kesakitan ketika proses gerak dari duduk ke berdiri dan dari tidur ke duduk maupun berdiri.
- Betis bagian bawah terasa nyeri.
- Kaki dan tangan kram.
- Rasa ingin mengeluarkan lendir atau dahak, ketika lendir sudah keluar, nafas terasa lega.
- Kalau kumat, kepala juga bereaksi, terasa keliyengan, berat, dan menimbulkan efek panik.
- Ingin muntah tetapi tidak muntah.
- Tidak bisa mengangkat beban terlalu berat, mudah capek dan berkeringat, bahkan ketika makan pun berkeringat, khususnya bagiankepala dan tangan.
- Tidak bisa makan terlalu banyak, hanya 2 sendok saja sudah terasa penuh di perut. Ketika makan melebihi porsi itu, nafas terasa sesak. Efek ini Gan yang bikin berat badan ane menurun drastis. Kurang dari 3 minggu, berat badan ane turun 6 kg.
- Bentuk feses tidak normal, kadang-kadang cair (a.k.a mencret), bahkan pernah muncul seperti gumpalan berwarna mirip darah dalam feses.
- Gairah seks menurun.
Oke Gan, itu 12 poin penampakan tanda-tanda ane ketika mengalami penyakit itu. Lanjut mau baca Gan? Ane benar-benar ingin berbagi dengan para Agan dan Aganwati bagaimana kita survive dan kemudian sembuh dari penyakit ini. Insya Alloh bisa sembuh Gan. Alloh menganugerahkan penyakit pasti ada obatnya. Tapi dalam cerita ane ini, solusi obat tidak hanya secara fisik, tapi obat psikologis, yang tidak nampak secara kasat mata.
KEBIASAAN BURUK
Gan, kali ini Agan sama ane harus menyadari ini. Mungkin kita pernah mengalami hal yang sama terkait kebiasaan buruk ini. Ane akan jabarkan kebiasaan buruk fisik dan psikis yang mulai saat ini, mari kita hindari, atau paling tidak perlu kita kurangi intensitasnya.
Kebiasaan buruk berbentuk fisik:
- Sehabis makan langsung tidur. Ahaha, ane benar-benar nyadar Gan. Dulu, ane punya kebiasaan setelah makan langsung tiduran, terutama setelah makan malam. Dan celakanya, ane baru nyadar setelah baca-baca referensi dampak tidur setelah makan. Dalam posisi tidur, akan sangat memungkinkan makanan yang telah diproses di lambung bersama asam, akan membuka katup antara saluran kerongkongan dan lambung. Ketika katup terbuka, asam bisa naik hingga ke kerongkongan. Jika sudah keseringan asam naik ke kerongkongan, ini akan membuat kerongkongan menjadi teriritasi dan menyebabkan radang, dan ini menjadi salah satu faktor pendukung terjadinya GERD. Ane pernah baca Gan, sifat asam di dalam lambung itu ngeri, bahkan sifat kimiawinya bisa melunakkan pecahan kaca atau silet sekalipun. Makanya, pertunjukan-pertunjukan orang yang makan kaca atau silet ini ndak mati karena keajaiban fungsi asam lambung (tapi jangan dipraktekin di rumah ya, Gan ;p). Subhanalloh.
- Makan terlalu banyak. Ane sebelumnya emang doyan makan Gan. Porsi makan ane jadi berubah ketika pindah ke Papua. Di Jayapura sendiri, kebanyakan warung akan menyediakan porsi nasi segaban Gan, porsinya tukang. Jadi kalau biasanya ane makan di Jawa cuman sepiring sekali makan, di Jayapura bisa setara 2 piring Gan sekali makan. Dari kondisi yang biasa menjadi tidak biasa, tentunya tubuh butuh penyesuaian. Kerja lambung semakin berat dan semakin banyak memproduksi asam untuk memproses makanan tersebut.
- Minum air es atau minuman dingin lainnya setelah makan berat. Gan, sebaiknya benar-benar hindari nih kebiasaan. Dulu ane sering banget pas makan di warung, minumnya harus es. Ternyata Gan, minuman dingin akan menurunkan suhu lambung. Ketika lambung suhunya di bawah normal, ia tidak akan bisa bekerja normal lagi, bahkan bisa berhenti bekerja untuk beberapa waktu hingga suhu lambung normal kembali.
- Makan makanan yang terlalu pedas. Ketika lambung sudah memproduksi asam dalam proses pencernaan, namun ditambah dengan makanan yang terlalu pedas, maka akan terjadi double produksi asam di dalam lambung, mengingat makanan pedas akan menghasilkan asam. Lagi-lagi ini menjadi efek domino. Dulu ane suka request sendiri Gan jumlah cabe untuk sambal. Pernah ane pesen sambal dengan 30 cabe. Makanan pedas berlevel pun pernah ane sikat Gan, macam keripik level yang pernah marak di Indonesia, juga mie atau nasi goreng level.
- Tidak pernah olahraga. Ehehe, ini Gan. Olahraga itu untuk melancarkan peredaran darah. Ketika darah lancar, organ-organ tubuh akan tersuplai darah segar dengan baik, dan tentunya akan menyegarkan kinerja organ-organ tersebut.
Ok Gan, tambahkan di komentar jika Agan dan Aganwati ingin berbagi apa saja faktor fisik yang menyebabkan penyakit ini.
Oke, sekarang, bagaimana dengan faktor non fisik?
Kebiasaan Buruk Berbentuk Non Fisik
Ane cuman kasih 1 poin Gan, adalah STRESS PIKIRAN DAN HATI penyebabnya. Ane orangnya suka memikirkan keadaan orang lain, apalagi ketika ane mengucapkan kata-kata yang membuat sakit hati orang lain. Walapupun sudah minta maaf, kadang ane masih sering kepikiran. Bahkan ane juga suka mikirin keadaan negara :(, aduh, negara saja ogah mikirin ane jadi ngapain ane mikirin negara??? Ane juga zero tolerance Gan terhadap kesalahan. Efek berlebihan dalam perfeksionisme ini yang membuat ane tidak bisa tidur karena lagi-lagi kepikiran dan kepikiran. Sejauh ini sih masih di level stress pikiran Gan, kalau hati Insya Alloh ane masih bisa kontrol, soalnya ane gak suka dengki sama orang, ane gak suka bikin masalah sama orang. Kecuali marah Gan. Jujur ane tidak suka marah-marah Gan, tapi kalau marah, ane suka pendam dalam hati, tidak diluapkan dalam bentuk kata-kata kotor atau luapan nada tinggi dalam berbicara. Ini kali ya yang bikin stress ;p.
Jadi Gan, ini kesimpulannya untuk menghindari kebiasaan-kebiasaan buruk tersebut, sekaligus untuk mengurangi dampak penyakit ini:
- Bikin rileks Gan pikiran dan hatinya. Jangan suka emosi, jangan pula memendam emosi. Cara terbaik mengontrol emosi adalah dengan mengalihkan ke kegiatan atau aktivitas lain yang menenangkan. Ingatlah dalam situasi apa ente bisa tenang, Gan. Kalau ane dalam keadaan emosi sangat puncak arah jam 12, biasanya ane akan berwudlu, istighfar, sholat, dan baca Al Qur’an. Kadar emosi bisa larut Gan, asal Agan benar-benar ikhlas dan berserah diri kepada-Nya. Ketika ane panik karena kambuh sesak dan parnonya, ane biasanya langsung putus kontak sama kegiatan dunia Gan. Ane langsung mengontak Alloh, ngadu Gan, mohon petunjuk dan banyak-banyak istighfar, sampein Gan kalau kita ini ndak ada apa-apanya di hadapan-Nya. Kita manusia yang lemah, hanya Dia yang mampu menyembuhkan penyakit kita. Sampaikan dengan jujur Gan, dengan ikhlas.
- Olahraga Gan, tidak perlu olahraga berat. Ane biasanya kegel, gerakan warming up, dan push up ringan.
- Jangan makan makanan yang terlalu pedas, apalagi dalam masa penyembuhan, sebaiknya hindari atau putus hubungan sementara dengan makanan pedas. Ane butuh sekitar 2,5 bulan Gan untuk mengontrol makanan-makanan pedas ini. Saat ini ane sudah pada level coba-coba sambel Gan, dan alhamdulillah sudah tidak sesak nafas lagi. Nanti Insya Alloh ane kasih tahu bagaimana proses ane menghadapi ini.
- Hindari (kalau ane lebih suka pake kata STOP) makan makanan berpengawet. Ane benar-benar puasa mie instan Gan selama proses penyembuhan. Padahal dulunya, hampir tiap sarapan nih Gan, ane pake menu wajib mie instan. Kalau bukan mie instan bukan ane banget. Lagi-lagi ini efek domino. Pas istri udah serumah bareng ane, ane benar-benar dikontrol dan disupervisi Gan. Dia mengancam akan menyunat ane kalau ane makan mie dalam masa penyembuhan. Oh, sadis… :(, tapi ane sangat sayang sama dia. Oh, lebay… ^_^. Sudah tahu kan Gan bagaimana lambung memproses mie instan? Kalau belum tahu, tanya Gan ke Mbah Bro Google.
- Jangan minum air yang terlalu dingin setelah makan berat. Jika dalam masa penyembuhan, ente perlu ceraikan dulu Gan sama minum-minuman dingin. Nanti kalau sudah sembuh, boleh lah rujuk lagi, tapi jangan terlalu sering, dan jangan minum ketika perut sedang atau baru diisi. Beri jeda 2 atau 3 jam. Saat ini, ane sudah bisa minum es, tapi tidak sering. Ane saat ini dah bisa menikmati es kacang hijau beras merah sama es pisang ijo, dan alhamdulillah ndak pake sesak nafas lagi.
- Jangan makan terlalu banyak. Ini yang ane lakukan ketika berjibaku menghadapi penyakit ini. Ane pernah tidak bisa makan lebih dari 2 sendok makan. Dalam proses mengunyah pun terasa sesak dan nafas berat, sesekali harus mengambil nafas panjang. Ini Gan yang membuat berat badan ane turun drastis. Tapi alhamdulillaah, sekarang sudah bisa makan normal, tapi tetap menjaga agar tidak berlebihan.
- Jangan tidur sehabis makan. Janji ya Gan, kalau Agan dan Aganwati ingin sembuh, jangan langsung tiduran sehabis makan. Alasannya sudah ane jabarkan di atas. Ane sekarang merubah kebiasaan untuk tidak tidur sehabis makan, jeda yang biasa ane pakai adalah 1 atau 2 jam setelah makan baru bisa rebahan. 2 jam lah bagi Agan dan Aganwati yang masih dalam penyembuhan. Dan jika tidur, usahakan posisi kepala dan leher lebih tinggi daripada perut.
Oke Gan, sementara ini dulu ya bagian 2 postingan ini. Ane masih ada kerjaan. Insya Alloh lanjut ke Bagian 3 yang membahas tentang pengobatan dan pola makan.
Bersambung… BAGIAN 3
Leave a comment