Halo,
Alhamdulillaah, ketemu lagi dalam acara bedah cara berjibaku menghadapi penyakit GERD. Bagian ke-3 ini saya tulis atas permintaan teman-teman di grup FB GIHM Indonesia. Postingan kali ini akan lebih banyak membahas bagaimana penderita GERD mengkonsumsi makanan dan model pengobatan seperti apa yang dilakukan. Ini pure berdasarkan pengalaman pribadi saya. Semoga tulisan ini dapat membantu dan menjadi referensi teman-teman penderita GERD yang belum sembuh. Temukan runtutan cerita saya di bagian ke-1, dan bagian ke-2 jika Anda baru membaca tulisan ini.
Okkay, saya merasa rapuh ketika terlalu banyak memakan obat. Obat pun jadi disalahkan ketika diagnosis di rumah sakit lain dinyatakan berbeda. Menurut saya ini bukan kesalahan dokter. Ini hanya karena “mungkin” dokter belum berpengalaman mengidentifikasi penyakit ini. Juga “mungkin” karena fasilitas lab yang digunakan masih belum memadai. Karena salah satu komponen dokter untuk mendiagnosis penyakit adalah hasil lab, maka ia akan mengacu pada hasil lab tersebut.
Jika peralatan lab yang digunakan dengan standar minimal, maka hasilnya pun akan menunjukkan standar minimal. Mengapa saya katakan begini? Terus terang, kurang dari seminggu saya difoto dua kali di rumah sakit yang berbeda. Hasil gambar ronsen tersebut berbeda. Diagnosis infeksi paru pada rumah sakit A dibantah oleh dokter rumah sakit B, walaupun mereka bergelar sama, spesialis penyakit dalam.
Sudah 5 dokter umum dan 3 dokter spesialis menangani saya dalam 3 minggu pertama penyakit yang pernah saya derita ini. Namun, justru dengan mengunjungi kedelapan dokter tersebut, saya pelan-pelan paham, memahami sepenuhnya, berdasarkan informasi yang saya terima dari mereka, walaupun mereka tidak menyimpulkan bahwa penyakit saya bernama GERD.
Informasi ini kemudian saya hubungkan di kejadian (kurang lebih) 6 tahun lalu, ada seorang dokter umum yang mendiagnosis nama penyakit saya adalah Gastroesofagus. Ketika waktu itu dokter mendiagnosis penyakit tersebut, saya masih merasakan gejala yang sangat ringan, yaitu ingin muntah tapi tidak muntah pada hampir setiap bangun tidur dan sehabis makan.
Setelah itu saya lupa dengan istilah tersebut selama beberapa tahun, hingga di bulan Oktober 2013 ingatan saya seperti terpancing lagi akibat informasi-informasi pendukung yang disampaikan dokter dan informasi berharga dari internet dengan mencocokkan gejala-gejala primer yang saya alami.
SAYA MENGHENTIKAN OBAT-OBATAN RESEP DOKTER
Pernyataan saya ini bukan untuk memprovokasi Anda agar melakukan hal yang sama seperti saya. Terus terang, lebih dari 10 macam obat yang telah saya konsumsi dalam 2 minggu terakhir awal-awal penyakit saya muncul. Saya percaya dengan dokter, tapi saya lebih percaya dengan ikhtiar saya dan juga keyakinan saya kepada Alloh swt. Ini bukan untuk menyombongkan diri, tetapi justru dengan rendah hati saya sampaikan, ini adalah cara bagaimana saya benar-benar berserah atas penyakit yang pernah saya derita.
Bapak dan ibu dokter, Mas dan Mbak dokter, saya mohon maaf, saya berhenti mengkonsumsi obat-obatan yang Anda resepkan kepada saya.
Awalnya saya tidak mengerti, mengapa saya langsung bereaksi setelah meminum obat tersebut, sesak, nafas berat. Tapi saya yakin, identifikasi saya benar. Obat-obatan tersebut malah memperburuk keadaan lambung saya. Terutama di saat awal-awal saya berobat, atas dasar keminiman pengalaman dokter mendiagnosis penyakit (ingat, saya tidak menggunakan kata-kata “kesalahan dokter”).
Hanya 3 jenis obat terakhir yang saya terima dari dokter THT yang tidak mempengaruhi lambung saya secara signifikan. Itupun tidak saya habiskan semuanya.
AKIBAT STRES
Wowow, saya tidak berlebihan. Tapi menurut saya, ini semacam faktor primer pemicu penyakit GERD. FYI, saya pernah bekerja dengan aktivitas tidur hanya sekitar 4 jam, dan aktivitas di luar 4 jam tersebut lebih banyak menguras energi, berpikir namun tidak banyak bergerak. Dalam 1 hari saya pernah bekerja di 2 tempat. Di satu tempat pun saya pernah menjalani 2 shift kerja. Saya tidak tahu jenis manusia apa saya ini. Mungkin fisik dan psikis saya stress, tapi saya tidak merasakan hal itu. Banyak sekali pekerja yang melebihi batas toleransi tubuh bekerja, namun mereka tidak menyadari bahwa mereka sedang dihantam dengan stress. Ya, whatever pendapat kalian, hindari dan kontrol ini.
Sayang sekali, saya hanya mempunyai 2 resep mengatasi stress ini,
- Perbaiki hubungan dengan Sang Pencipta Alam Semesta.
- Perbaiki hubungan dengan alam semesta.
PERBAIKI HUBUNGAN DENGAN SANG PENCIPTA ALAM SEMSETA
Halo, saya ingin menjabarkan ini dalam sudut pandang agama saya, Islam. Jika Anda non-muslim, silakan jabarkan menurut sudut pandang Anda.
Okkay, dalam beberapa kali ketika saya mengalami serangan penyakit ini, saya langsung ingat mati. Kawan, kita tidak akan berlama-lama singgah di bumi ini kan? Kalau begitu, mari kita berserah. Dalam beberapa kesempatan pun saya kemudian mengambil wudlu, kemudian membaca Al Qur’an. Subhanalloh, ada ketenangan dalam hati saya yang seketika itu meredakan rasa kumat penyakit tersebut, nafas menjadi reda, tubuh serasa dingin dan terisi energi lagi.
Berdoa, pasrah, dan ikhlas. Ini dahsyat, kawan. Benar-benar luar biasa. Kadang kala kita berdoa hanya sekedar berdoa, dengan mengucapkan secara lisan, dan berlalu begitu saja. Namun, pernahkah kita berdoa hingga kita merasa merinding, gemetar, atau seperti terbang terpisah antara badan dan rohani kita? Ini yang saya maksud, saat benar-benar kita merasa di titik nol dalam berpasrah dan mengaku kita sangat lemah di hadapan-Nya, ada sebuah energi (yang tentunya ini datangnya dari Alloh) yang datang ke dalam jiwa dan raga kita, seolah mengusir partikel-partikel negatif yang menempel pada tubuh. Bahkan air mata pun tidak bisa kita bendung karena dahsyatnya proses berserah ini. Silakan, Anda mencobanya.
PERBAIKI HUBUNGAN DENGAN ALAM SEMESTA
Semua jenis penyakit pasti ada penyebabnya. Anda setuju? Kalau tidak setuju, jangan lanjutkan bacaan ini ;p. Ahahaha, dari tadi serius amat bahasa tulisannya. Oke, ane ganti Gan, pake Bahasa Kaskus saja yaa, yang penting kita gak saling lempar-lemparan bata ;p. Capek nih nulis pake bahasa resmi.
Pertama. Ok Gan, sekarang ane mau nanya, Ente pernah gak nyakitin orang lain, Gan? Atau Ente pernah nyisa’in dendam kesumat sama orang lain? Ini masuk faktor xxx sih, yang gak terlihat, tapi yakin Gan, ini bisa berdampak sama kehidupan kita. Kalo udah kejadiannya kayak begini, perbaiki dulu Gan sama yang empunya problem sama Ente. Sampai bener-bener selesai. Jangan sampai ada orang lain yang gak ridlo sama perlakuan kita, trus ndoain kita yang engga-engga. Prinsipnya, orang yang terdzolimi, do’anya nembus ‘Arsy. Jadi perbaiki hubungan kita dengan sesama. Humm, kalau yang pertama ini, Insya Alloh ane fine-fine saja, ndak ada masalah berarti sama orang lain.
Kedua, ini Gan yang penting, faktor xxx lagi. Jangan makan dari hasil harta haram. Nah, ini, ane terus berpikir Gan, karena salah satu faktor xxx yang menyebabkan kita sakit adalah akibat memakan dari hasil harta haram. Ane terus mikir, apa iya ane pake acara korupsi-korupsi segala? Daan… Astaghfirulloh… dari pencarian ane selama ini, ane baru nyadar Gan, dulu hampir tiap hari ane selalu bawa botol minuman dari rumah ke tempat kerja. Nah, ketika mau pulang, ane selalu isi tuh botol sama air putih di kantor untuk ane bawa pulang. Ini simpel Gan, tapi jelas konteks keperluannya sudah beda. Ketika ane di kantor dan minum air putih yang disediakan di kantor, itu wajar dan sah, karena air putih emang disediain kantor untuk dikonsumsi di jam kerja. Nah ini yang ndak wajar, karena kita bawa air putih itu ke rumah, karena sudah bukan waktu dan wilayah kita bekerja lagi. Setelah ane nyadar tentang ini, ane gak pake acara bawa-bawa air putih lagi dari kantor. So, what do you think? Please be consider about it! Ini ane sangat bersyukur, Gan. Karena ane langsung diuji dan disadarkan sama hal yang sekecil ini. Udah distop duluan sama Alloh, biar ndak menjalar ke hal-hal yang lebih besar.
Ketiga, salurkan hobi positif. Ini masuk kategori hubungan dengan alam semesta, Gan. Jika rekreasi alam membuat Agan dan Aganwati segar kembali, lakukan. Jika shopping juga membuat tubuh dan pikiran jadi refresh, ya laksanakan (tapi ini akan berputar lagi kayaknya, mikir tentang pengeluaran, dan stress lagi ;p ).
CERAIKAN DULU MAKANAN DI BAWAH INI!!!
Saran saya, dalam proses penyembuhan, hindari atau bahkan ceraikan sementara makanan dan minuman ini, Gan:
- kopi
- ubi-ubian
- gorengan
- mie instan
- kacang tanah (dan beberapa jenis kacang-kacangan)
- kubis
- kol
- coklat
- santan
- makanan terlalu banyak minyak dan lemak
- alkohol
- rokok (terutama bagi yang kerongkongan atau tenggorokannya meradang akibat asam)
- cabe dan makanan pedas lainnya
- jeruk
- makanan yang mengandung pengawet
- keju
- Es, dan makanan atau minuman apapun yang mengandung kedinginan, termasuk es krim
Kalau mau coba ya silakan saja, Gan, tapi ane gak mau nanggung resikonya ya. Pola yang ane lakukan adalah mencobanya sedikit-sedikit jika kondisi tubuh dirasa normal. Contoh, ane dah mulai berani makan mie di 2 bulan terakhir proses penyembuhan. Awalnya agak sesak-sesak dikit, kemudian berhenti dan dicoba lagi beberapa lama kemudian, dan alhamdulillah sekarang sudah merasa normal, tidak berefek. Ingat Gan, ane 2 bulan, bisa jadi berbeda dengan Agan karena respon dan kondisi tubuh kita beda.
Rokok ini Gan, juga nyumbang keparahan, asap yang kita hirup akan memperburuk situasi jika kondisi tenggorokan kita sudah teriritasi akibat asam dari lambung tersebut.
Nah, Gan kalau udah dipastikan Agan sehat dan merasakan semubuh dari penyakit ini, silakan untuk rujuk kembali Gan sama makanan dan minuman yang sudah diceraikan tadi ;p. Tapi Gan, ingat, jangan berlebihan!
INI GAN YANG ALAMI
Halo, masih baca tulisan ini kah? Oke Gan, sekarang kita sudah pada inti pengobatan. Ane sebut alami, karena bahan-bahan pengobatan ini lebih banyak diambil dari alam, dan tidak terlalu banyak terjamah (atau bahkan tidak sama sekali) dengan campuran kimiawi obat-obatan medis.
- Berkumur air garam. Alhamdulillah, ane sudah berkali-kali melakukan ini dan hasilnya kerongkongan ane membaik dan ganjalan semakin berkurang, bahkan sekarang sudah tidak sama sekali. Berkumur dengan air garam juga akan membasmi bakteri di sekitar mulut dan kerongkongan. Untuk info manfaat air garam ini bisa dilihat di mari, Gan.
- Apel, buah yang segar dan menyehatkan. Ane tidak berlebihan, Gan. Dulu waktu masa penyembuhan, ane bisa makan 2 sampai 3 buah apel setiap harinya. Ane makan sebelum atau sesudah makan. Tapi kalau pagi, biasanya ane makan sebelum makan. Konon Gan, walaupun rasanya ada asamnya ketika berada di mulut, apel justru akan membuat lapisan basa di lambung sehingga diharapkan fungsi tersebut dapat menyeimbangkan keadaan asam-basa dalam perut. Ane makan pagi, siang, dan malam Gan sebelum tidur. Alhamdulillah, sangat bermanfaat dan bereaksi baik. Oh iya Gan, ane sampe mau lupa, ehehehe. Cuka apel, Gan. Tapi kalau untuk cuka apel ini, ane jarang minum, paling pas kalau stok apelnya habis. 1 sendok teh bisa diminum dengan 1/2 gelas air, tambahkan madu secukupnya.
- Susu murni. Maksud ane, bukan susu formula, Gan. Ane biasanya minum susu beruang (Bear Brand, bukan susu dari beruang lho, ya) setelah makan. Menurut beberapa artikel yang ane baca, susu bisa berfungsi untuk menetralkan asam yang ada di dalam lambung dan melancarkan proses pencernaan. Alhamdulillah, di awal-awal sakit dulu ane sering mengkonsumsi susu kaleng ini setelah makan, dan reaksi sesak yang dulunya terjadi setelah makan, menjadi berkurang sampai tidak sama sekali.
- Sari temulawak. Gan, pernah lihat wawancara Jokowi? Jokowi ini penggemar minuman sari temulawak, lho. Apa hubungannya sama ini, Gan? Ehehehe, tidak secara langsung Gan. Ane pernah dengar ceramah dokter Gan. Ketika kita stress, liver (hati) akan bereaksi dengan mengeluarkan zat penyebab asam lambung. Nah, temulawak ini berfungsi untuk kesehatan hati dan berperan juga menetralkan asam lambungnya. Waktu masa penyembuhan, ane minum temulawak paling tidak dua kali sehari. Karena ane gak suka ribet, ane beli yang instan, Gan. Dari beberapa merk, ane lebih cocok sama produk keluaran Konimex, Herbadrink Sari Temulawak.
- Minum air putih yang cukup. Gan, pernah naik pesawat trus kena serangan panik? Apa yang Agan lakukan? Kalau ane, langsung kontak pramugari Gan, minta air putih hangat. Air putih hangat ini Gan, alhamdulillah bisa meredakan tenggorokan yang lagi mengganjal, dan kata dokter yang pernah nyeramahin ane, air putih hangat punya efek merengganggakan otot-otot yang kaku di sekitaran jalur air tersebut, menimbulkan efek nyaman (CMIIW Gan). Minum air putih yang cukup Gan setiap hari. Ndakpapa sih sering ke toilet buang air kecil, tapi air putih yang kita minum dapat mengurangi tingkat keasaman di perut, terutama ketika bangun tidur. Nah sebaliknya Gan, jangan terlalu banyak minum air putih menjelang tidur, apalagi abis minum langsung tidur, ini bisa bikin asam ikut naik bersama air putih yang berlebih ke kerongkongan. Ane sudah merasakan manfaat air putih ini Gan, bisa dicek di mari untuk keterangan lebih lanjut.
- Habbatussauda a.k.a Jintan Hitam. Ane benar-benar merasakan manfaat habbatus sauda ini Gan. Dalam masa penyembuhan, ane minum 3 kali sehari, masing-masing 2 butir. Ane biasa minum habbatus sauda dalam bentuk kapsul sehabis sarapan, makan siang, dan menjelang tidur. Dan Alhamdulillah Gan, ini sangat efektif dalam pengobatan. Oh iya Gan, ini cocok-cocokan kali ya, setelah ane banding-bandingin jenis habbatus sauda dan merknya, ane cocok sama yang bentuk serbuk kapsul, merk Kurma Ajwa. Agan bisa nyari produk ini di apotek tertentu, toko herbal, toko herbal thibbun nabawi, atau toko-toko online Gan. Untuk info, bisa dilihat di Mbah Bro Google di mari.
Itu saja? Iyah, simpel kan? Oke Gan, silakan dicoba jika berkenan. Perhatikan porsi susu Gan jika Agan terkena masalah di ginjal, karena pada dasarnya kalsium dalam susu yang terlalu banyak akan berpengaruh juga pada kinerja ginjal yang tidak normal.
BAGAIMANA DENGAN POLA MAKAN?
Oke Gan, mari kita bahas. Dulu, ketika ane merasakan serangan GERD yang bisa dikategorikan pada kategori puncak, beberapa hari setelah itu dan setelah mendapatkan edukasi dari internet dan informasi pendukung dari para dokter, ane benar-benar menjaga pola makan.
Masa sulit (tahap I). Agan pernah makan lantas merasakan nafas yang berat dan perut terasa penuh? Aha, kalau begitu, benar-benar perhatikan pantangannya Gan. Jangan dipaksakan makan terlalu banyak jika itu terjadi. Dulu ane makan 3 sendok saja sudah tidak sanggup lagi melanjutkan. Ane berhenti dan mengganti nutrisi lain seperti segelas (tepatnya sekaleng) susu (waktu itu Bear Brand). Maaf Gan, ane menyebut merk di sini bukan untuk iklan, tapi benar-benar untuk sharing pengalaman. Dalam kondisi tersebut, ane beberapa kali sarapan dengan 2 butir telur ditambah 1 kaleng susu. Siangnya makan bubur plus 1 kaleng susu (atau dibalik menu sarapan dan makan siangnya). Bahkan porsi makan sore/malam juga bubur. Pada kondisi ini, berat badan ane turun sampai 6 kg. Alhamdulillah, diet yang lumayan murah ;p. Ini berjalan di kisaran bulan kedua sakit berjalan (karena sebelumnya masih belum tahu banyak tentang karakter penyakit ini). Temulawak dan habbatus sauda masih ane konsumsi.
Masa sulit setengah lewat (tahap II). Setelah masa-masa sulit itu terlewati, ane mulai mencoba makan nasi lagi, tapi nasi yang lumat (dibanyakin airnya pas menanak nasi tersebut), jadi lebih halus untuk dicerna lambung. Itupun porsinya belum bisa sepiring penuh. Paling tidak 4-7 sendok sudah lumayan. Lauknya minimalis Gan, tahu, tempe, telor, dan kadang-kadang dikombinasikan dengan ikan. Susu masih saya konsumsi, pagi dan malam. Makanan bersantan masih ane hindari Gan pada masa ini, termasuk nasi goreng dan mie. Temulawak dan habbatus sauda masih ane konsumsi.
Masa sulit terlewati (tahap III). Pada masa ini, ane sudah berusaha kelbali ke jalan yang normal, Gan. Minum susunya juga sekali-kali, dan temulawak juga sekali dua kali sehari (yang dulunya sampai 3 kali sehari rutin). Ane juga sudah mencoba makan mie (nah ini masih terasa dikit sesaknya setelah makan mie), kemudian jeda seminggu atau 2 minggu kemudian coba mie lagi, tapi tidak banyak.
Masa bebas (tahap IV). Tahap ini ane mulai benar-benar berani Gan, setelah sekitar 3 bulan berteman dengan makanan ala rumah sakit ;p. Inilah saatnya ane mulai makan makanan dengan kombinasi sambal, makan santan, minum es, makan gorengan, coklat, dan alhamdulillah, saya berani katakan dalam tahap ini 95% sembuh Gan. Yang 5%nya apa? Yang 5% itu beberapa kali ane merasakan tidak nyaman ketika tidur malam tanpa posisi bantal yang tinggi. Namun setelah jalan beberapa jam tidur, tanpa bantal pun bisa nyaman. Tapi so far, alhamdulillaah, ane sehat dan berhasil melawan penyakit ini.
Baik Gan, kelihatannya terlihat simpel? Iya, memang, ane benar-benar serius mencari informasi tentang penyakit ini dan serius menjalani perawatannya. Kalau agan ingin bertanya dan menambahkan pengalaman dan pertanyaan, silakan tuliskan pada komentar.
Sekian dulu ya, Gan. Ini part III habis, sesi terakhir ^_^. Semoga Agan dan Aganwati sekalian mendapatkan kemudahan dalam proses kesembuhannya.
Best regards,
InsyaAlloh Darwis Sukses.
Leave a reply to Nelly Cancel reply